halutpress. com || Sanggar Seni Kreativitas Rakyat (SASTRA KAMI) merupakan Komunitas yang mengkhususkan diri sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang ada di wilayah Kao- Malifut kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara yang di inisiasi dan didirikan oleh 9 orang seniman dan 1 orang dosen Sastra Universitas Khairun Ternate, Afida Wahid ” Kabaya”.
Sanggar Sastra KAMI ini baru saja dibentuk pada tanggal 30 Agustus 2025, dengan tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya serta aktivitas tradisi daerah yang merupakan kearifan lokal.
” Kami sebagai komunitas budaya yang terbentuk dalam sanggar Sastra Kami terpanggil untuk mengaktualisasikan nilai-nilai budaya tersebut yang merupakan jati diri bangsa terkhusus daerah yang mana harus tetap dijaaga dan dilestarikan.” kata Apol Mailoa Tuala, salah satu inisiator di Alun Alun Kantor Bupati Halmahera Utara. Senin (01/09/2025).
Menurut Apoell “Tuala”, sebagai komunitas budaya, sanggar Sastra Kami ini merupakan salah satu komunitas budaya masyarakat Kao- Malifut khususnya kabupaten Halmahera Utara yang mana dalam aktivitas berbudaya berusaha menjaga, melestarikan serta mengembangkan potensi-potensi budaya yang ada lewat seni dan tari sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas.
” Kami merangsang generasi muda bisa mengenal bahkan mengembangkan nilai – nilai budaya yang ada lewat tari- tarian lokal,” ujarnya.
Sementara itu, Koh Aceng “Salawaku”, salah satu inisiator lain menambahkan Sanggar Sastra Kamii dalam berkreasi mencoba untuk memberikan nuansa baru dalam tarian yang di tampilkan dengan tidak meninggalkan budaya dan tradisi yang ada sehingga lebih enak dinikmati oleh semua kalangan masyarakat,
” Karena tarian yang kami tampilkan sudah diberi sentuhan-sentuhan baru didalamnya.”ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan, Presiden “Viol”, Ir bahwa selain melestatikan seni musik, Komunitas Sastra Kami juga mengembangkan seni pertunjukan dan seni rupa serta mengunakan syair.
” Jadi setiap penampilan akan ada narasi jkemudian langsung di buat buku, sedikit akademis. Sebab selama ini pemerhati budaya salalu tutur, sehingga lekas punah,” katanya.
” Sanggar Seni Kita akan memproduksi alat musik, seperti parang selawaku, biola, suling dan tifa,” pungkasnya (*)









